Selasa, 19 Mei 2015

MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA



MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
“PENDAFTARAN PROGRAM PASCASARJANA”
IAIN TULUNGAGUNG







Oleh
LAILATUL ASHARIYAH




DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................ i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
          A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1
          B. Rumusan Masalah......................................................................... 2
          C. Maksud dan Tujuan....................................................................... 2
          D. Ruang Lingkup Masalah............................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
          A. Pengertian Manajemen Sarana dan Prasarana............................... 3
          B. Tujuan Manajemen Sarana dan Prasarana..................................... 4
          C. Prinsip-Prinsip Manajemen Sarana dan Prasarana........................ 5
          D. Proses Manajemen Sarana dan Prasarana..................................... 6
          E. Macam-macam Manajemen Sarana dan Prasarana....................... 9
BAB III PENUTUP
          A. Kesimpulan................................................................................. 12
          B. Saran............................................................................................ 14
DAFTAR RUJUKAN


                                                
                                                                          BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Rangkaian-rangkaian dari sub system atau unsur-unsur pendidikan yang saling terkait dalam mewujudkan keberhasilannya dinamakan sebagai sistem pendidikan. Yang meliputi tujuan, kurikulum, materi, metode, pendidik, peserta didik, sarana, alat, pendekatan dan sebagainya. Keberadaan satu unsur membutuhkan keberadaan unsur lain, tanpa keberadaan salah satu diantara unsur-unsur itu proses pendidikan menjadi terhalang, sehingga mengalami kegagalan. Keberadaan sarana pendidikan mutlak dibutuhkan dalam proses pendidikan, sehingga termasuk dalam komponen-komponen yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan proses pendidikan. Tanpa sarana pendidikan, proses pendidikan akan mengalami kesulitan yang sangat serius, bahkan bias menggagalkan pendidikan. Hal ini adalah suatu kejadian yang harus dihindari oleh semua pihak yang terlibat dalam pendidikan.
Proses pendidikan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Agar tujuan pendidikan tersebut dapat dicapai maka perlu diperhatikan segala sesuatu yang mendukung keberhasilan tujuan pendidikan itu. Dari sekian faktor penunjang keberhasilan tujuan pendidikan, kesuksesan dalam proses pembelajaran merupakan salah satu faktor  yang dominan. Sebab didalam proses pembelajaran itulah terjadinya interialisasi nilai-nilai dan pewarisan budaya maupun norma-norma secara langsung. Karena itu, kegiatan belajar mengajar merupakan ujung tombak untuk tercapainya pewarisan nilai-nilai diatas. Untuk itu perlu sekali dalam proses pembelajaran itu diciptakan suasana yang kondusif agar peserta didik benar-benar tertarik dan bisa mengikuti proses yang ada.
Dalam kaitannya dengan usaha menciptakan suasana yang kondusif itu sarana dan prasarana pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Sehingga baik buruknya manajemen sarana dan prasarana pendidikan akan berpengaruh terhadap proses pembelajaran

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pengertian manajemen sarana dan prasarana?
2.      Apa saja tujuan manajemen sarana dan prasarana?
3.      Bagaimana prinsip-prinsip manajemen sarana dan prasarana?
4.      Bagaimana proses manajemen sarana dan prasarana?
5.      Bagaimana macam-macam manajemen sarana dan prasarana ?

C.    Maksud dan Tujuan
1.      Untuk mengetahui tentang pengertian manajemen sarana dan prasarana.
2.      Untuk mengetahui tentang tujuan dari manajemen sarana dan prasarana.
3.      Untuk menambah pengetahuan tentang prinsip-prinsip manajemen sarana dan prasarana.
4.      Untuk mengetahui tentang proses manajemen sarana dan prasarana.
5.      Untuk mengetahui macam-macam manajemen sarana dan prasarana.

D.    Ruang Lingkup Masalah
Dalam makalah ini, kami membatasi pembahasan hanya mengenai pengertian manajemen sarana dan prasarana, serta tujuan, prinsip-prinsip dan proses manajemen sarana dan prasarana. Dengan demikian kami berharap pembahasan ini hanya terfokus pada tema tersebut.

                                                                           BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Manajemen Sarana dan Prasarana
1.        Pengertian Sarana dan Prasarana
Pada dasarnya manajemen sarana dan prasarana pendidikan terdiri dari dua unsur, yaitu sarana dan prasarana. Menurut Mulyasa, sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti papan tulis, spidol, penghapus, alat tulis, buku, dan media pengajaran. Sedangkan yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya suatu proses pendidikan atau pengajaran di suatu lembaga pendidikan, seperti gedung, ruang kelas, halaman, kebun sekolah, jalan menuju sekolah, dan sebagainya. namun, apabila prasarana tersebut digunakan secara langsung untuk kegiatan belajar mengajar, misalnya kebun sekolah digunakan untuk kegiatan belajar biologi maka kebun sekolah menjadi sarana pendidikan.
2.         Pengertian Manajemen Sarana dan Prasarana
Manajemen sarana dan prasarana merupakan suatu kegiatan untuk mengatur dan mengelola sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Tim Pakar Manajemen Universitas Negeri Malang, manajemen sarana dan prasarana adalah proses kerjasama pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki oleh sekolah secara efektif dan efisisen. Mulyasa juga menambahkan bahwa tugas dari manajemen sarana dan prasarana yaitu mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti dalam proses pendidikan.[1]
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses kerja sama pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien. Definisi ini menunjukkan bahwa sarana dan prasarana sarana dan prasarana yang ada disekolah perlu didayagunakan dan dikelola untuk kepentingan proses pembelajaran di sekolah. Pengelolaan itu dimaksudkan agar dalam menggunakan sarana dan prasarana di sekolah bisa berjalan dengan efektif dan efisien. Pengelolaan sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang amat penting di sekolah, karena keberadaannya akan sangat mendukung terhadap suksesnya proses pembelajaran di sekolah.
Dalam mengelola sarana dan prasarana di sekolah dibutuhkan suatu proses sebagaimana terdapat dalam manajemen yang pada umumnya, yaitu: mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pemeliharaan dan pengawasan. Apa yang dibutuhkan oleh sekolah perlu direncanakan dengan cermat berkaitan dengan semua sarana dan prasarana yang mendukung terhadap proses pembelajaran. Sarana pendidikan ini berkaitan erat dengan semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar. Sedangkan prasarana pendidikan berkaitan dengan semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah , seperti; ruang, perpustakaan, kantor sekolah, UKS, kamar kecil, ruang osis, tempat parkir, ruang laboratorium dan lain-lain.[2]

B.     Tujuan Manajemen Sarana dan Prasarana
Tujuan daripada pengelolaan sarana dan prasarana sekolah ini adalah untuk memberikan layanan secara professional berkaitan dengan sarana dan prasarana pendidikan agar proses pembelajaran bisa berlangsung secara efektif dan efisien. Berkaitan dengan tujuan ini menjelaskan secara rinci tentang tujuan manajemen sarana dan prasarana pendidikan sebagai berikut:[3]
1.      Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana  sekolah melalui system perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama, sehingga sekolah memiliki sarana dan prasarana yang baik, sesuai dengan kebutuhan sekolah, dan dengan dana yang efisien.
2.      Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah secara tepat dan efisien.
3.      Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan, sehingga keadaannya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap diperlukan oleh semua personil sekolah.
Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah/sekolah islam yang bersih, rapi, indah sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun murid untuk berada di sekolah islam. Di samping itu juga diharapkan tersedianya alat-alt atau fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif, dan relevan dengan kebutuhan serta dapat memanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pendidikan danpengajaran, baik oleh guru sebagai pengajar maupun murid-murid sebagai pelajar.

C.    Prinsip-prinsip Manajemen Sarana dan Prasarana
Dalam mengelola sarana dan prasarana sekolah, terdapat sejumlah prinsip yang perlu diperhatikan agar tujuan bisa tercapai dengan maksimal. Prinsip-prinsip tersebut adalah:[4]
1.      Prinsip percapaian tujuan, yaitu sarana dan prasarana pendidikan di sekolah dalam kondisi siap pakai apabila akan didayagunakan oleh personel sekolah dalam rangka pencapaian tujuan proses pembelajaran di sekolah.
2.      Prinsip efisiensi, yaitu pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus dilakukan melalui perncanaan yang seksama, sehingga dapat diadakan sarana dan prasarana pendidikan yang baik dengan harga yang murah. Demikian juga pemakaiannya harus dengan hati-hati sehingga mengurangi pemborosan.
3.      Prinsip administrative, yaitu manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus selalu memperhatikan undang-undang, peraturan, instruksi, dan petunjuk teknis yang di berlakukan oleh pihak yang berwenang.
4.      Prinsip kejelasan tanggung jawab, yaitu manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus didelegasikan kepada personel sekolah yang mampu bertanggung jawab, apabila melibatkan banyak personel sekolah dalam manajemennya, maka perlu adanya deskripsi tugas dan tanggung jawab yang jelas untuk setiap personel sekolah.
5.      Prisip kekohesifan, yaitu bahwa manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah itu harus direalisasikan dalam bentuk proses kerja sekolah yang sangat kompak.

D.    Proses Manajemen Sarana dan Prasarana
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas pengadaan, pendistribusian, penggunaan dan pemeliharaan, inventarisasi, serta penghapusan sarana dan prasarana pendidikan islam. Hal ini menunjukkan bahwa perlu adanya suatu proses dan keahlian di dalm pengelolanya. Karena jika tidak dikelola dengan baik dan tepat, para personel sekolah tidak akan bisa menggunakannya secara maksimalnya proses pembelajaran.
Proses manajemen sarana dan prasarana pendidikan islam yang akan dibahas di sisni berkaitan erat dengan: (1) perncanaan sarana dan prasarana pendidikan islam (2) pengadaan sarana dan prasarana pendidikan islam (3)inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan islam (4) pengawasan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan islam (5) penghapusan sarana dan prasarana sekolah.[5]
Proses yang dilakukan dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan memiliki beberapa tahap, yaitu sebagai berikut :[6]
1.    Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan.
Perencanaan sarana atau alat pelajaran tidak semudah perencanaan prasarana (meja kursi) yang hanya mempertimbangkan selera dan dana yang tersedia. Untuk proses pengadaan sarana harus mempertimbangkan lebih banyak dan semuanya bersifat edukatif. Adapun tahap-tahap perencanaan sarana (alat pelajaran) sebagai berikut :
a.      Mengadakan analisis tentang mata pelajaran apa saja yang membutuhkan sarana dalam penyampaian  pembaelajarannya. Hal ini dilakukan oleh para guru bidang studi.
b.     Apabila kebutuhan sarana yang diajukan para guru melampaui kemampuan daya beli sekolah, maka diadakan seleksi yang berdasarkan pada prioritas terhadap alat-alat yang mendesak pengadaannya.
c.      Mengadakan inventarisasi terhadap alat atau media yang telah ada. Alat yang sudah ada ini perlu ditinjau lagi, dan mengadakan re-inventarisasi.
d.     Mengadakan seleksi terhadap alat pelajaran/media yang masih dapat dimanfaatkan, baik dengan  reparasi atau modifikasi maupun tidak.
e.   Mencari dana apabila masih kekurangan dana dalam pengadaan sarana pendidikan.
f.      Menunjuk seseorang dalam melaksanakan pengadaan sarana dan prasrana. Penunjukkan ini sebaiknya berdasarka pada keahlian, kelincahan berkomunikasi, kejujuran, dan sebagainya.
2.    Pengadaan Sarana dan Prasarana
Pengadaan sarana pendidikan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh sarana pendidikan yang dibutuhkan untuk kelancaran proses pendidikan dan pengajaran. Pengadaan sarana pendidikan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a.      Pembeliaan artinya sarana pendidikan tersebut harus dibeli sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b.     Membuat sendiri yaitu sarana pendidikan dapat dibuat sendiri oleh sekolah.
c.      Menerima hibah atau bantuan atau sumbangan dari pihak lain, dan  menyewa atau meminjam artinya sarana pendidikan yang diperlukan disewa atau dipinjam dari pihak lain dalam jangka waktu tertentu.
d.     Guna susun (kanibalisme) artinya suatu pengadaan barang dengan menggunakan barang-barang yang sudah tidak bisa dipakai kemudian disusun kembali sehingga menjadi sarana pendidikan atau daur ulang.
3.    Pemeliharaan dan Penyimpanan Sarana dan Prasarana
Kegiatan setelah proses pengadaan adalah pencatatan, penyimpanan, dan pemeliharaan sarana pendidikan. Pencataan atau yang lebih dikenal dengan inventarisasi harus dilaksanakan secara terperinci. Tujuan dari inventarisasi adalah sebagai berikut:
a.      Tertib administrasi dan tertib sarana pendidikan.
b.      Pendaftaran, pengendalian dan pengawasan setiap sarana.
c.      Usaha untuk memanfaatkan penggunaan setiap sarana.
d.      Menunjang proses belajar mengajar.
Progam perawatan dapat di tempuh melalui langkah-langkah berikut ini:[7]
1.      Membentuk tim pelaksana perawatan preventif di sekolah.
2.      Membentuk daftar sarana dan prasarana, termasuk seluruh perawatan yang ada di sekolah.
3.      Menyiapkan jadwal tahunan kegiatan perawatan untuk setiap perawatan dan fasilitas sekolah.
4.      Menyiapakan lembar evaluasi untuk menilai hasil kerja perawatan pada masing-masing bagian di sekolah.
5.      Memberi penghargaan bagi mereka  yang berhasil meningkatkan kinerja peralatan sekolah dalam rangka meningkatkan kesadaran dalam merawat sarana dan prasarana sekolah.
Adapun progam perawatan freventif di sekolah tersebut dapat dilaksanakan dengan cara berikut ini.[8]
1.      Memberikan arahan kepada tim pelaksana perawatan preventif dan mengkaji ulang progam yang telah dilaksanakan secara teratur.
2.      Mengupayakan pemantauan bulanan ke lokasi tempat sarana prasarana, untuk mengevaluasi aktivitas pelaksanaannya berdasarkan jadwal yang telah dilaksanakan.
3.      Menyebarkan informasi tentang progam perawatan preventif untuk seluruh warga sekolah terutama guru dan siswa.
4.      Membuat progam lomba perawatan terhadap sarana dan fasilitas sekolah untuk memotivasi warga sekolah.            
Pemeliharaan sarana dan prasarana sebenarnya memerlukan dana yang cukup besar, ini tidak bisa dihindari. Tujuannya antara lain supaya sarana dan prasarana tidak cepat rusak, disebabkan pengaruhnya besar pada kesuksesan Pendidikan Islam.[9]

E.     Macam-macam Manajemen Sarana dan Prasarana
Sehubungan sarana pendidikan bisa diklasifikasikan menjadi beberapa macam sarana pendidikan, yaitu ditinjau dari sudut: (1) habis tidaknya dipakai; (2) bergerak tidaknya pada saat digunakan; (3) hubungannya dengan proses belajar mengajar.[10]
1.      Jika Ditinjau dari Habis Tidaknya Dipakai.
Apabila dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana pendidikan, yaitu sarana pendidikan yang habis dipakai dan sarana pendidikan tahan lama.
a.       Sarana Pendidikan yang Habis Dipakai
Sarana pendidikan yang habis pakai adalah segala bahan atau alat yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relative singkat, seperti kapur tulis, spidol, penghapus dan sapu, serta beberapa bahan kimia yang digunakan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Selain itu, ada beberapa sarana pendidikan yang berubah bentuk, misalnya kayu, besi dan kertas karton. Sedangkan, contoh sarana pendidikan yang berubah bentuk adalah pita mesin tulis, bola lampu, dan kertas. Semua contoh tersebut merupakan sarana pendidikan yang apabila dipakai satu kali atau beberapa kali bisa habis dipakai atau berubah sifatnya.
b.      Sarana Pendidikan yang Tahan Lama.
Sarana pendidikan yang tahan lama, yaitu kesekuruhan bahan atau alat yang dapat digunakan secara terus-menerus dalam waktu relatif lama, sepeti bangku, kursi, mesin tulis, computer, dan peralatan keluarga.
2.      Ditinjau dari Bergerak Tidaknya Pada Saat Digunakan.
a.       Sarana Pendidikan yang Bergerak.
Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa digerakkan atau dipindah sesuai dengan kebutuhan  pemakaiannya, seperti lemari arsip, bangku, dan kursi yang bisa digerakkan atau dipindahkan ke mana saja.
b.      Sarana Pendidikan yang Tidak Bergerak.
Sarana pendidikan yang tidak bergerak, yaitu semua sarana pendidikan yang tidak bisa atau relatif sangat sulit untuk dipindahkan, seperti tanah, bangunan, sumur, dan menara, serta saluran air dari PDAM/semua yang berkaitan dengan itu seperti pipanya, yang relatif tidak mudah untuk dipindahkan ke tempat-tempat tertentu.
3.      Ditinjau dari Hubungannya dengan Proses Belajar Mengaajar
Dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar, ada dua jenis sarana pendidikan. Pertama, sarana pendidikan yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar, seperti kapur tulis, spidol (alat pelajaran), alat peraga, alat praktik, dan media/sarana pendidikan yang lainnyayang digunakan guru/dosen dalam mengajar. Kedua, sarana pendidikan yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses belajar mengajar, seperti lemari arsip di kantor.
Adapun prasarana pendidikan bisa diklasiifikasikan menjadi dua macam. Pertama, prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik ketrampilan, dan ruang labolatorium. Kedua, prasarana pendidikan keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya belajar belajar mengajar, seperti ruang kantor, kantin, masjid/mushala, tanah, jalan menuju lembaga, kamar kecil, rang usaha kesehatan, ruang guru, ruang kepala sekolah dan tempat parkir kendaraan.[11]
Sarana dan prasarana pendidikan dalam lembaga pendidikan islam sebaiknya dikekola dengan sebaik mungkin sesuai ketentuan-ketentuan berikut ini:[12]
1.      Lengkap, siap dipakai setiap saat, kuat dan awet.
2.      Rapi, indah, bersih anggun, dan asri sehingga menyejukkan pandangan dan perasaan siapapun yang memasuki kompleks lembaga pendidikan islam.
3.      Kreatif, inovatif, responsive, dan variatif sehingga dapat merangsang timbulnya imajinasi peserta didik.
4.      Memiliki jangkauan waktu penggunaan yang panjang melalui perencanaan yang matang untuk menghindari kecenderungan bongkar pasang bangunan.

  

                                                                         BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
1.      Manajemen sarana dan prasarana pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses kerja sama pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien. Definisi ini menunjukkan bahwa sarana dan prasarana sarana dan prasarana yang ada disekolah perlu didayagunakan dan dikelola untuk kepentingan proses pembelajaran di sekolah.
2.      a). Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana  sekolah melalui system perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama, sehingga sekolah memiliki sarana dan prasarana yang baik, sesuai dengan kebutuhan sekolah, dan dengan dana yang efisien.
b). Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah secara tepat dan efisien.
c). Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan, sehingga keadaannya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap diperlukan oleh semua personil sekolah.
3.      a). Prinsip percapaian tujuan
       b). Prinsip efisiensi
       c). Prinsip administrative
       d). Prinsip kejelasan tanggung jawab
       e). Prisip kekohesifan
4.      Manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas pengadaan, pendistribusian, penggunaan dan pemeliharaan, inventarisasi, serta penghapusan sarana dan prasarana pendidikan islam. Hal ini menunjukkan bahwa perlu adanya suatu proses dan keahlian di dalm pengelolanya.
       Proses manajemen sarana dan prasarana pendidikan islam yang akan dibahas di sisni berkaitan erat dengan: a). perncanaan sarana dan prasarana pendidikan islam b). pengadaan sarana dan prasarana pendidikan islam c).inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan islam d). pengawasan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan islam e). penghapusan sarana dan prasarana sekolah.
5.      Macam-macam manajemen sarana dan prasarana:
a). Jika Ditinjau dari Habis Tidaknya Dipakai.
Apabila dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana pendidikan, yaitu sarana pendidikan yang habis dipakai dan sarana pendidikan tahan lama.
b). Ditinjau dari Bergerak Tidaknya Pada Saat Digunakan.
(1)   Sarana Pendidikan yang Bergerak.
Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa digerakkan atau dipindah sesuai dengan kebutuhan  pemakaiannya, seperti lemari arsip, bangku, dan kursi yang bisa digerakkan atau dipindahkan ke mana saja.
(2)   Sarana Pendidikan yang Tidak Bergerak.
Sarana pendidikan yang tidak bergerak, yaitu semua sarana pendidikan yang tidak bisa atau relatif sangat sulit untuk dipindahkan, seperti tanah, bangunan, sumur, dan menara, serta saluran air dari PDAM/semua yang berkaitan dengan itu seperti pipanya, yang relatif tidak mudah untuk dipindahkan ke tempat-tempat tertentu.
c). Ditinjau dari Hubungannya dengan Proses Belajar Mengaajar
ada dua jenis sarana pendidikan. Pertama, sarana pendidikan yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar, seperti kapur tulis, spidol (alat pelajaran), alat peraga, alat praktik, dan media/sarana pendidikan yang lainnyayang digunakan guru/dosen dalam mengajar. Kedua, sarana pendidikan yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses belajar mengajar, seperti lemari arsip di kantor.
Adapun prasarana pendidikan bisa diklasiifikasikan menjadi dua macam. Pertama, prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik ketrampilan, dan ruang labolatorium. Kedua, prasarana pendidikan keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya belajar belajar mengajar, seperti ruang kantor, kantin, masjid/mushala, tanah, jalan menuju lembaga, kamar kecil, rang usaha kesehatan, ruang guru, ruang kepala sekolah dan tempat parkir kendaraan.

B.     SARAN
a.    Kepada pendidik hendaknya untuk selalu meningkatkan mutu kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan agar para peserta didik dapat merasa aman dan nyaman dalam kegiatan belajar mengajar.
b.    Kepada calon pendidik diharapkan mampu mempelajari bagaimana menciptakan sarana dan prasarana yang baik untuk calon peserta didiknya kelak.
c.    Kepada peserta didik hendaknya tetap menjaga dan merawan sarana dan prasarana yang telah ada dalam lingkungan sekolahnya agar tetap baik.


















 
DAFTAR RUJUKAN

Minarti Sri, Manajemen Sekolah. Jogjakarta, AR-RUZZ MEDIA, 2011.
Qomar Mujamil, Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam. Jakarta, Erlangga.
Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam. Surabaya, Elkaf, 2006.
http://gadogadozaman.blogspot.com/2013/06/manajemen-sarana-dan-prasarana.html (diakses pada hari Selasa, 09 September 2014 pukul 21.15 WIB).

http://rijalamirudin.blogspot.com/2013/06/manajemen-sarana-dan-prasarana-lembaga_7.html (diakses pada hari Selasa, 09 September 2014 pukul 21.45 WIB).



[1] http://gadogadozaman.blogspot.com/2013/06/manajemen-sarana-dan-prasarana.html (diakses pada hari Selasa 9 September 2014 pukul 21.15 WIB).
[2] Sulistiyorini, Manajemen Pendidikan Islam. (Surabaya: elKAF, 2006). Hal. 86.
[3] Ibid.,.
[4] Ibid., Hal. 87.
[5] Ibid., Hal 89
[6] http://gadogadozaman.blogspot.com/2013/06/manajemen-sarana-dan-prasarana.html (diakses pada hari Selasa 9 September 2014 pukul 21.30 WIB).
[7] Mujamil Qomar, Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam. (Jakarta: erlangga,….,) Hal. 175.
[8] Ibid., Hal 176.
[9] http://rijalamirudin.blogspot.com/2013/06/manajemen-sarana-dan-prasarana-lembaga_7.html (diakses pada hari Selasa tanggal 9 September 2014 pukul 21:45)
[10] Sri Minarti, Manajemen Sekolah. (Jogjakarta: AR-RUZ MEDIA, 2011). Hal. 254-255.
[11] Sri Minarti, Manajemen Sekolah. (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2011). Hal. 256.
[12] Mujamil Qomar, Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam. (Jakarta: erlangga,….,) Hal. 171.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar